torrentfilmindir.org – PT Sri Rejeki Isman (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, baru-baru ini mengumumkan kebangkrutan atau pailit setelah mengalami kesulitan keuangan yang berlarut-larut. Meskipun demikian, manajemen Sritex menyatakan bahwa tidak ada rencana untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terhadap karyawannya. Namun, operasional perusahaan mengalami gangguan yang signifikan, yang berdampak pada produktivitas dan kinerja keseluruhan.
Sritex, yang didirikan pada tahun 1968, telah lama menjadi salah satu produsen tekstil dan pakaian terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini dikenal dengan produksi seragam militer, seragam sekolah, dan pakaian kerja. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Sritex menghadapi berbagai tantangan, termasuk persaingan global, penurunan permintaan, dan kesulitan keuangan yang berlarut-larut.
Pada 15 Desember 2024, Sritex resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat setelah gagal memenuhi kewajiban keuangannya kepada para kreditur. Keputusan ini diambil setelah proses hukum yang panjang dan upaya restrukturisasi yang tidak berhasil.
Meskipun Sritex telah dinyatakan pailit, manajemen perusahaan menyatakan bahwa tidak ada rencana untuk melakukan PHK massal terhadap karyawannya. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Sritex, Iwan Setiawan, dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta.
“Kami berkomitmen untuk menjaga karyawan kami selama masa sulit ini. Tidak ada rencana untuk melakukan PHK massal. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga operasional perusahaan dan memastikan karyawan tetap bekerja,” ujar Iwan Setiawan.
Meskipun tidak ada PHK massal, operasional Sritex mengalami gangguan yang signifikan. Beberapa pabrik dan fasilitas produksi terpaksa mengurangi kapasitas produksi atau bahkan sementara waktu berhenti beroperasi karena kesulitan keuangan dan pasokan bahan baku yang terbatas.
“Operasional kami memang tersendat. Beberapa pabrik kami harus mengurangi kapasitas produksi, dan beberapa fasilitas bahkan sementara waktu berhenti beroperasi. Kami sedang berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah ini,” tambah Iwan Setiawan.
Gangguan operasional ini tentu saja berdampak pada karyawan Sritex. Beberapa karyawan mengalami penurunan situs judi bola jam kerja dan pendapatan, sementara yang lain harus bekerja dengan kondisi yang lebih sulit. Namun, sebagian besar karyawan menyambut baik keputusan manajemen untuk tidak melakukan PHK massal.
Salah satu karyawan Sritex, Rina, mengatakan, “Saya sangat bersyukur bahwa perusahaan tidak melakukan PHK. Meskipun jam kerja kami berkurang dan pendapatan kami menurun, saya masih bisa bekerja dan mencari nafkah untuk keluarga saya.”
Manajemen Sritex sedang berusaha keras untuk mencari solusi dan mengatasi masalah keuangan yang dihadapi perusahaan. Beberapa langkah yang sedang diambil antara lain:
- Restrukturisasi Utang: Sritex sedang bernegosiasi dengan para kreditur untuk melakukan restrukturisasi utang agar dapat meringankan beban keuangan perusahaan.
- Pencarian Investor: Perusahaan sedang mencari investor baru yang bersedia menanamkan modal untuk membantu pemulihan operasional Sritex.
- Efisiensi Operasional: Sritex juga berusaha untuk meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas di pabrik-pabrik yang masih beroperasi.
- Diversifikasi Produk: Perusahaan sedang menjajaki kemungkinan untuk diversifikasi produk dengan memasuki pasar baru dan mengembangkan produk-produk baru yang lebih sesuai dengan permintaan pasar saat ini.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan, juga memberikan perhatian khusus terhadap masalah yang dihadapi Sritex. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa pemerintah akan memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan untuk membantu Sritex keluar dari kesulitan keuangan.
“Sritex adalah salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia dan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Kami akan memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan untuk membantu Sritex keluar dari kesulitan keuangan dan kembali beroperasi dengan normal,” ujar Agus Gumiwang.
Meskipun Sritex telah dinyatakan pailit, manajemen perusahaan berkomitmen untuk tidak melakukan PHK massal terhadap karyawannya. Namun, operasional perusahaan mengalami gangguan yang signifikan, yang berdampak pada produktivitas dan kinerja keseluruhan. Dengan dukungan dari pemerintah dan upaya pemulihan yang sedang dilakukan, diharapkan Sritex dapat keluar dari kesulitan keuangan dan kembali beroperasi dengan normal dalam waktu dekat.